Bulan Ramadhan. Akhir
Agustus 2012.
Tiba-tiba
handphone saya berbunyi. Sebuah nomor tak dikenal terpampang di layar handphone
saya. Seketika saya mengangkatnya. Ternyata ada perempuan di ujung sana.
Lalu….
Saya
senang bukan main. Ternyata cerpen saya akan dimuat!
Ya,
baru saja seorang perempuan mengkonfirmasi saya bahwa cerpen saya yang berjudul
“LONDON AT THE LONELY NIGHT” akan dimuat di tabloid STORY edisi berikutnya. Meskipun
orang di seberang sana mengatakan bahwa cerpen saya ‘baru’ akan dimuat -entah
di edisi ke berapa ia belum bisa memastikan- saya sumringah. Terlebih di akhir
pembicaraan ia menyuruh saya untuk mengirim ulang biodata beserta foto saya ke
email tabloid STORY. Setidaknya ini bisa menjadi batu loncatan bagi saya demi
mencapai mimpi-mimpi yang lebih tinggi lagi.
Sebenarnya
ini bukan kali pertama karya saya dipublikasikan di media massa atau buku.
Sebelumnya essay saya yang berjudul “Pembunuh Anak itu Berinisial “S”” pernah
dimuat di Koran harian Seputar Indonesia edisi 15 September 2010. Lainnya,
essay saya yang berjudul “Pemerintah bak Kisah Nelayan yang Membuang Mutiara” juga
pernah dipublikasikan dalam kumpulan 20 naskah lomba menulis nasional
YKAI-KPPPA-UNICEF 2009 dalam buku berjudul “Pelangi Pemimpinku”. Untuk buku “Pelangi
Pemimpinku” yang memuat salah satu essay saya tidak dipublikasikan secara ‘komersil’.
Lantaran tidak komersil, maka bukunya disebar melalui yayasan, perpustakaan dan
berbagai sekolah sebagai salah satu langkah sosialisasi dan edukasi tentang
bagaimana pandangan anak terhadap sesosok pemimpin.
Untuk
tulisan dalam arti umum, ini bukan kali pertama karya saya dimuat di media
massa atau buku. Namun dalam bentuk cerpen, ini adalah kali pertamanya cerpen
saya dimuat di media massa. Dari beberapa cerpen yang pernah saya kirimkan ke
harian kompas, kompas anak, majalah gaul bahkan hingga republika, tidak ada
satu pun karya saya yang pernah dimuat. Karya saya selalu ditolak dan
dikembalikan dengan alasan, “Cerpen sejenis ini sudah pernah dimuat sebelumnya”.
Sepahit-pahitnya, saya di-PHPin oleh media atau dalam arti lain tidak ada
kejelasan apakah karya saya layak dimuat atau tidak.
Tak
hanya itu saja, ini juga sekaligus merupakan karya saya yang dimuat pertama
kali sejak saya menyandang status sebagai ‘mahasiswa’. Meski baru satu cerpen,
saya percaya bahwa langkah kecil adalah langkah awal menuju cita-cita besar.
Congratulation bang Noval, haha pasti gak kebayang tuh gimana senengnya kalo cerpen udah dimuat walau harus nunggu sampe dua tahun. Lanjutkan bang (y)
ReplyDelete