Sebagian besar orang mengapresiasi atau mengenal suatu karya
film/tayangan televisi dari sutradaranya saja. Padahal penulis juga
memiliki peranan penting dan bahkan merupakan dasar suatu karya
pertelevisian. Namun sayang, terkadang namanya terlupakan dan kalah
pamor dengan nama sutradara, produser atau bahkan artis-artis itu
sendiri.
Dari sekian tayangan TV khusus ramadhan, ada
satu penulis yang saya salut dan benar-benar apresiasi karyanya. Dialah
Wahyu HS, penulis cerita Para Pencari Tuhan. Usut punya usut, dia juga
merupakan penulis skenario untuk Lorong Waktu dan Demi Masa yang pernah
tayang saat Ramadhan beberapa tahun silam.
Alasan
kenapa saya suka dengan karya-karya beliau adalah beliau termasuk
penulis yang cerdas. PPT contohnya, meski PPT adalah tontonan 'rakyat'
alias menggambarkan rakyat kita dan penontonnya dari berbagai kalangan,
unsur 'sastrawi' tetap terkandung di dalamnya. Sesekali lewat
karakter-karakternya, ia menyampaikan pesan kebaikan tetapi dengan
bahasa yang puitis dan bermajas namun tetap mudah dimengerti oleh
berbagai kalangan. Hampir semua tokoh kedapetan. Namun yang saya
perhatikan, tokoh 'Aya' dan 'Azzam' yang sering menyampaikan pesan
dengan bahasa yang tersirat.
Saya juga kagum karena
dalam karyanya tidak ada yang menonjol mana yang hitam dan mana yang
putih. Semua tokoh yang diciptakannya kedapetan memiliki sifat yang baik
dan jahat. Misalnya kayak Domino yang mudah tersinggung tetapi penurut,
nek Vega & nek Vegi yang licik tetapi mau belajar hingga Pak Jalal
yang sombong tetapi penyayang dengan istri dan keponakannya. Meski
demikian, mereka saling melengkapi kekurangan satu sama lain. Menurut
saya ini unik sebab di saat beberapa penulis suka menciptakan karakter
yang jahat jahatnya kebangetan dan baik baiknya kebangetan, Wahyu HS
malah melawan arus. Ia berhasil menciptakan analogi bahwa tidak ada
manusia yang sempurna. Bahkan sejahat-jahatnya orang, pasti ada sisi
baik di dalamnya.
Selain itu, ia juga tidak terkesan
menggurui dan sukses melakukan syiar Islam yang amat kreatif tanpa harus
kaku seperti ceramah-ceramah pada umumnya. Bahkan, kejadian-kejadian
yang mengikuti tren kekinian atau apa yang sedang terjadi di negeri ini
menjadi selera humor tersendiri bagi para penikmat karya Wahyu HS.
Semisal ketika nenek-nenek berkata "Ooo em ji.. hello?" atau orang tua
yang suka update status di facebook. Bagi saya ini refleksi sekaligus
poin plus tersendiri, pertanda tentang betapa terbuka dan peka Wahyu HS
sebagai pencipta karya fiksi.
Terlepas dari berakhirnya
PPT season 8, saya ingin menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya
kepada beliau. Bagi saya, Wahyu HS layak mendapatkan apresiasi dan
bahkan penghargaan. Ia seakan mengingatkan kepada kita bahwa ajaran
Islam tidak selayaknya disebarkan dengan cara-cara kekerasan seperti
yang pernah terjadi. Justru seharusnya dengan cara yang kreatif sehingga
orang tidak terkesan digurui atau diajarkan.
Maka tak
salah jika PPT berlanjut hingga season ke-8 dan hak siarnya sudah dibeli
hingga ke Malaysia sejak 2012 silam. Akhir kata, saya berharap semoga
Pak Wahyu HS terus mempertahankan kekhasan dalam berkarya dan saya bisa
mengikuti jejaknya suatu hari nanti. Semoga kita bisa terus saling
mengajak dalam hal kebajikan. Sampai jumpa di PPT season 9!
Saya termasuk penggemar sinetron ppt dan, lorong waktu. Gak nyangka penulis skenario nya sudah meninggal tahun lalu. Semoga menjadi amal jariyah beliau
ReplyDelete