Ada orang Islam yang baik. Ada juga orang Islam yang jahat.
Ada orang Kristen yang baik. Ada juga orang Kristen yang jahat.
Ada orang Katolik yang baik. Ada juga orang Katolik yang jahat.
Ada orang Hindu yang baik. Ada juga orang Hindu yang jahat.
Ada orang Buddha yang baik. Ada juga orang Buddha yang jahat.
Ada orang Kong Hu Chu yang baik. Ada juga orang Kong Hu Chu yang jahat.
Ada orang Yahudi yang baik. Ada juga orang Yahudi yang jahat.
Dan begitu pula seterusnya.
Ada orang Sunda yang baik. Tapi juga ada yang jahat.
Ada orang Jawa yang baik. Tapi juga ada yang jahat.
Ada orang Batak yang baik. Tapi juga ada yang jahat.
Ada orang Ambon yang baik. Tapi juga ada yang jahat.
Ada orang Dayak yang baik. Tapi juga ada yang jahat.
Dan begitulah seterusnya.
Ada orang Amerika yang jahat. Tapi ada juga orang Amerika yang baik.
Ada orang Barat yang jahat. Tapi ada juga orang Barat yang baik.
Ada orang pendatang yang jahat. Tapi ada juga pendatang yang baik.
Ada orang Atheis yang jahat. Tapi ada juga orang Atheis yang baik.
Ada orang komunis yang jahat. Tapi ada juga orang komunis yang baik.
Ada orang asing yang jahat. Tapi ada juga orang asing yang baik.
Ada "kaum mayoritas" yang jahat. Tapi ada juga "kaum mayoritas" yang baik.
Ada kaum yang dianggap sesat yang jahat. Tapi ada juga kaum yang dianggap sesat yang baik.
Dan begitulah seterusnya.
Tuhan adalah pencipta kebaikan.
Ia menyelipkannya pada setiap insan yang diciptakan.
Tapi sayang, ada manusia yang meniadakan.
Maka hadirlah sebuah kombinasi kehidupan.
Sebagian baik, sebagian jahat.
Sebagian jahat, tidak berarti tidak ada yang baik.
Jika kita dicap jahat.
Bukan salah kita beretnis tertentu.
Berkewarganegaraan tertentu.
Beragama tertentu.
Berfisik tetentu.
Berpaham tertentu.
Hingga berwarna kulit tertentu.
Sebab itu bukan penentu jahatnya kita.
Sebaliknya, jika kita dicap baik.
Bisa jadi kita menyelami lebih dalam kebaikan pada
kearifan lokal etnis tertentu
pengalaman warga negara tertentu,
ajaran agama tertentu,
keterbukaan paham tertentu
kecuali fisik dan warna kulit tertentu
Tapi tentu, Tangan-Tangan-Nya turut membantu.
Jika orang hanya mencap buruk orang Islam
atau orang Kristen
atau orang Katolik
atau orang Protestan
atau orang Hindu, Buddha, Kong Hu Chu hingga Yahudi
atau orang Barat, Amerika, Komunis, orang asing hingga Atheis
dari ketiadaan kebaikan yang dilakukan oleh sebagian darinya.
mungkin hanya kitalah yang paling baik.
Jika orang mencap baik orang Islam
atau orang Kristen
atau orang Katolik
atau orang Protestan
atau orang Hindu, Buddha, Kong Hu Chu hingga Yahudi
atau orang Barat, Amerika, Komunis, orang asing hingga Atheis
dari kebaikan yang dilakukan oleh sebagian darinya.
di saat itulah kita mengerti bahwa kita termasuk orang 'baik'.
Andai kita bisa minta kepada Tuhan untuk lahir dari orang tua beragama tertentu,
atau etnis tertentu
atau warga negara tertentu
atau fisik tertentu.
jelas kita akan terlahir dalam keadaan tertentu
Tapi Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda
Dan semua penciptaannya adalah kebaikan
Maka pembencian berlebihan dengan menggeneralisir etnis tertentu,
atau mungkin agama tertentu,
atau mungkin kewarganegaraan tertentu
atau mungkin kaum yang dianggap sesat tertentu
apalagi hingga fisik tertentu,
hanya karena sebagian meniadakan kebaikan-Nya,
sama saja dengan menolak penciptaan-Nya.
Adanya orang beragama tertentu,
berwarga negara tertentu,
beretnis tertentu
hingga berfisik tertentu
Bukan berarti Dia menciptakan kejahatan.
Namun karena Dia ingin kita mendapatkan pemahaman
tentang apa sebenarnya itu "Kebaikan" lewat Penciptaan
Ada orang Kristen yang baik. Ada juga orang Kristen yang jahat.
Ada orang Katolik yang baik. Ada juga orang Katolik yang jahat.
Ada orang Hindu yang baik. Ada juga orang Hindu yang jahat.
Ada orang Buddha yang baik. Ada juga orang Buddha yang jahat.
Ada orang Kong Hu Chu yang baik. Ada juga orang Kong Hu Chu yang jahat.
Ada orang Yahudi yang baik. Ada juga orang Yahudi yang jahat.
Dan begitu pula seterusnya.
Ada orang Sunda yang baik. Tapi juga ada yang jahat.
Ada orang Jawa yang baik. Tapi juga ada yang jahat.
Ada orang Batak yang baik. Tapi juga ada yang jahat.
Ada orang Ambon yang baik. Tapi juga ada yang jahat.
Ada orang Dayak yang baik. Tapi juga ada yang jahat.
Dan begitulah seterusnya.
Ada orang Amerika yang jahat. Tapi ada juga orang Amerika yang baik.
Ada orang Barat yang jahat. Tapi ada juga orang Barat yang baik.
Ada orang pendatang yang jahat. Tapi ada juga pendatang yang baik.
Ada orang Atheis yang jahat. Tapi ada juga orang Atheis yang baik.
Ada orang komunis yang jahat. Tapi ada juga orang komunis yang baik.
Ada orang asing yang jahat. Tapi ada juga orang asing yang baik.
Ada "kaum mayoritas" yang jahat. Tapi ada juga "kaum mayoritas" yang baik.
Ada kaum yang dianggap sesat yang jahat. Tapi ada juga kaum yang dianggap sesat yang baik.
Dan begitulah seterusnya.
Tuhan adalah pencipta kebaikan.
Ia menyelipkannya pada setiap insan yang diciptakan.
Tapi sayang, ada manusia yang meniadakan.
Maka hadirlah sebuah kombinasi kehidupan.
Sebagian baik, sebagian jahat.
Sebagian jahat, tidak berarti tidak ada yang baik.
Jika kita dicap jahat.
Bukan salah kita beretnis tertentu.
Berkewarganegaraan tertentu.
Beragama tertentu.
Berfisik tetentu.
Berpaham tertentu.
Hingga berwarna kulit tertentu.
Sebab itu bukan penentu jahatnya kita.
Sebaliknya, jika kita dicap baik.
Bisa jadi kita menyelami lebih dalam kebaikan pada
kearifan lokal etnis tertentu
pengalaman warga negara tertentu,
ajaran agama tertentu,
keterbukaan paham tertentu
kecuali fisik dan warna kulit tertentu
Tapi tentu, Tangan-Tangan-Nya turut membantu.
Jika orang hanya mencap buruk orang Islam
atau orang Kristen
atau orang Katolik
atau orang Protestan
atau orang Hindu, Buddha, Kong Hu Chu hingga Yahudi
atau orang Barat, Amerika, Komunis, orang asing hingga Atheis
dari ketiadaan kebaikan yang dilakukan oleh sebagian darinya.
mungkin hanya kitalah yang paling baik.
Jika orang mencap baik orang Islam
atau orang Kristen
atau orang Katolik
atau orang Protestan
atau orang Hindu, Buddha, Kong Hu Chu hingga Yahudi
atau orang Barat, Amerika, Komunis, orang asing hingga Atheis
dari kebaikan yang dilakukan oleh sebagian darinya.
di saat itulah kita mengerti bahwa kita termasuk orang 'baik'.
Andai kita bisa minta kepada Tuhan untuk lahir dari orang tua beragama tertentu,
atau etnis tertentu
atau warga negara tertentu
atau fisik tertentu.
jelas kita akan terlahir dalam keadaan tertentu
Tapi Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda
Dan semua penciptaannya adalah kebaikan
Maka pembencian berlebihan dengan menggeneralisir etnis tertentu,
atau mungkin agama tertentu,
atau mungkin kewarganegaraan tertentu
atau mungkin kaum yang dianggap sesat tertentu
apalagi hingga fisik tertentu,
hanya karena sebagian meniadakan kebaikan-Nya,
sama saja dengan menolak penciptaan-Nya.
Adanya orang beragama tertentu,
berwarga negara tertentu,
beretnis tertentu
hingga berfisik tertentu
Bukan berarti Dia menciptakan kejahatan.
Namun karena Dia ingin kita mendapatkan pemahaman
tentang apa sebenarnya itu "Kebaikan" lewat Penciptaan
Comments
Post a Comment