Hai guys!
Kabarmu gimana hari ini? Semoga baik-baik saja ya.
Btw, sudah baca tulisan-tulisanku berlabel #15HariCeritaEnergi belum? Kalau belum, sila baca ya. Bisa diklik labelnya kemudian nanti akan muncul deh tulisan-tulisanku tentang energi.
Pada postingan-postingan tersebut aku membahas segala hal tentang energi terbarukan dan konservasi energi. Mulai dari energi tenaga surya, energi dari sampah, energi hidrolik, cara Jepang konservasi energi hingga yang terbaru energi biomassa.
Kenapa sih bahas tentang energi? Itu karena ketersediaan energi kian lama kian menipis akibat meningkatnya kebutuhan seiring semakin banyaknya jumlah penduduk dunia. Untuk itulah dunia mencari solusi agar bagaimana caranya sumber energi tetap dapat terjaga dengan cara memanfaatkan energi terbarukan yang lebih awet dan dapat diperbaharui. Cara lainnya adalah dengan melakukan konservasi alias penghematan energi agar kita dapat menarik napas lebih lama lagi dalam memanfaatkan energi fosil.
Nah, bicara konservasi atau penghematan energi, sukses atau tidaknya itu tidak semata ditentukan oleh negara ataupun institusi atau lembaga yang bergerak di bidang energi dan lingkungan lho. Tapi kita sebagai "pemakainya" juga turut andil. Enggak mau kan anak cucu kita nanti gak bisa memakai energi gegara energinya udah habis sama kita? Oleh karena itu keterlibatan dan sinergi antara kita sebagai individu dan negara dalam mewujudkan kedaulatan energi penting banget.
Tak mau ketinggalan dengan yang lain, aku juga ikut terlibat. Aku pun melakukan beberapa langkah agar pemakaian energi menjadi lebih hemat. Apa sajakah itu? Ini dia cara-cara yang aku lakukan demi mendukung dunia menggapai energi yang lebih baik.
1. Mematikan alat elektronik jika tidak terpakai
Ini klise dan kecil sih. Namun sayangnya kita suka lupa dalam melakukannya. Kita sebenarnya tidak memakai barang-barang elektronik namun kita malah membiarkannya bekerja. Misalnya, membiarkan TV menyala padahal kita sedang tidak menontonnya atau membiarkan lampu atau AC menyala padahal tidak ada orang di dalamnya.
Ini klise dan kecil sih. Namun sayangnya kita suka lupa dalam melakukannya. Kita sebenarnya tidak memakai barang-barang elektronik namun kita malah membiarkannya bekerja. Misalnya, membiarkan TV menyala padahal kita sedang tidak menontonnya atau membiarkan lampu atau AC menyala padahal tidak ada orang di dalamnya.
Bagiku sayang banget kalau energi terkuras tapi tidak dipakai. Kalau kata orang tua: mubadzir. Kerugiannya tak hanya menyebabkan listrik yang dihasilkan lebih banyak namun juga bisa membuat pembayaran listrik membengkak. Enggak mau kan bayar listrik jadi lebih mahal atau pulsa tokennya jadi lebih cepat habis gegara kita enggak memiliki kesadaran?
Maka dari itu setiap aku menggunakan barang elektronik, aku akan memanfaatkannya sesuai kebutuhanku. Jika aku memang sedang tidak memakainya, ya akan aku matikan atau tidak digunakan.
Langkah sederhana yang kulakukan adalah dengan mematikan lampu kamar tidur, ruang tamu dan dapur saat malam hari atau saat tidak terpakai. Begitu pun dengan mematikan kipas angin saat tidak ada orang.
Oh ya, aku terkadang suka menonton TV di malam hari. Untuk mengantisipasi agar aku tak ketiduran, aku pun menyetel timer pada TV sehingga saat tak sengaja aku ketiduran, TV akan mati dengan sendirinya.
Intinya, aku sih yes buat hemat energi, tapi gak tau ya kalau kata Mas Anang. Semoga Mas Anang yes juga ya.
2. Meminimalisir penggunaan kendaraan pribadi
Aku memiliki kendaraan pribadi, yakni sepeda motor. Kendati demikian, tidak setiap kali aku pergi ke suatu tempat saya menggunakan sepeda motor pribadi sebagai kendaraanku. Sebaliknya, tak jarang aku berjalan kaki jika daerah yang hendak kutuju itu dekat atau menggunakan transportasi umum seperti kopaja, transjakarta bahkan hingga kereta jika daerah itu jauh. Mungkin karena sudah terbiasa berjalan kaki dan naik angkutan umum sedari dulu kali ya, jadi entah kenapa kemana-mana lebih nyaman melakukan hal tersebut ketimbang naik kendaraan pribadi.
Aku memiliki kendaraan pribadi, yakni sepeda motor. Kendati demikian, tidak setiap kali aku pergi ke suatu tempat saya menggunakan sepeda motor pribadi sebagai kendaraanku. Sebaliknya, tak jarang aku berjalan kaki jika daerah yang hendak kutuju itu dekat atau menggunakan transportasi umum seperti kopaja, transjakarta bahkan hingga kereta jika daerah itu jauh. Mungkin karena sudah terbiasa berjalan kaki dan naik angkutan umum sedari dulu kali ya, jadi entah kenapa kemana-mana lebih nyaman melakukan hal tersebut ketimbang naik kendaraan pribadi.
Sebenarnya sih gak semata karena udah kebiasaan, tapi karena aku berpikir bahwa naik kendaraan umum adalah langkah yang sederhana dalam menghemat energi. Dengan naik angkutan umum secara tak langsung kita telah memberikan kontribusi untuk dunia.
Kok bisa gitu? Yap. Menggunakan transportasi umum tak berarti hanya mengurangi kemacetan dan memberikan rezeki kepada orang lain seperti sopir kopaja, tapi juga secara tak langsung melakukan penghematan energi. Soalnya bensin yang ada pada kendaraan pribadi kita tidak terpakai karena menggunakan kendaraan umum.
Ilustrasinya seperti ini. Anggaplah aku menggunakan 1 liter bensin untuk pemakaian selama dua hari. Jika dalam 2 hari saja aku menggunakan kendaraan umum dan tidak menggunakan kendaraan pribadi, itu artinya aku telah menghemat 1 liter dan memperpanjang waktu selama dua hari. Dari segi pengeluaran untuk ongkos kendaraan umum mungkin jadi lebih banyak, tapi dari sisi penggunaan energi, jadi lebih hemat kan?
Aku sih enggak anti menggunakan kendaraan pribadi atau kaku dan beranggapan bahwa kita mutlak harus menggunakan transportasi umum. Namun ada baiknya kita meminimalisir penggunaan kendaraan pribadi dan tak ada salahnya untuk sesekali beralih ke transportasi umum. Gunakan kendaraan pribadi dalam hal-hal tertentu. Bayangkan, kalau ada 5 orang saja yang melakukannya, ada berapa banyak bahan bakar yang dapat dihemat?
3. Melepas kabel arus listrik (charger/power bank)
Sebagai generasi milenial, aktivitasku tak luput dari yang namanya gawai. Apalagi aku seorang blogger, tentu menggunakan gawai itu kebutuhan yang tak bisa dipisahkan. Memberikan kabar, memotret, mendengarkan lagu hingga bersosmed ria dilakukan melalui gawai. Gawai seakan sudah menjadi temanku sehari-hari.
Namun gawai tak bisa digunakan begitu saja. Kita perlu "mencharge"nya secara berkala agar dapat digunakan. Ponselku sendiri termasuk gawai yang boros baterai. Dia mudah ngambek. Dipakai internetan sebentar saja baterainya sudah cepat melorot dan habis. Maka jadilah kegiatan mengisi daya lewat charger sebagai rutinitas sehari-hari. Emangnya orang doang yang butuh makan? Hape juga kali. Hoho.
Ini hal sepele. Namun kalau kita perhatikan dan sadar, sebenarnya ini akan memberikan dampak positif bagi ketersediaan energi kita. Saat mengisi daya baterai, terkadang kita suka lupa mencabutnya setelah selesai digunakan. Charger pun terus tersambung ke stop kontak dan arus listrik sebenarnya terus mengalir tiada henti. Akibatnya, Energi yang seharusnya tak terpakai jadi terpakai gegara charger yang masih terhubung ke stop kontak. Mubadzir deh jadinya. Sayang, kan?
Untuk itu aku membiasakan diri untuk melepas charger gawai dari stop kontak setelah isi bateraiku lumayan terisi atau saat aku selesai menggunakannya. Aku melakukannya tak hanya untuk ponsel namun juga pada perangkat lain seperti laptop atau power bank. Aku pikir, bagaimanapun hemat energi dimulai dari diri kita sendiri.
4. Memperingatkan keluarga untuk hemat energi
Salah satu hal yang bikin aku kesal saat di rumah adalah ketika keponakanku menggunakan energi secara boros. Mereka terkadang menonton TV. Lalu ditinggal begitu saja tanpa mematikannya terlebih dahulu. Terkadang pula TV tetap menyala di malam hari sedangkan mereka tertidur. Padahal sudah kubilang, kalau mau nonton TV di malam hari, setel timer.
Salah satu hal yang bikin aku kesal saat di rumah adalah ketika keponakanku menggunakan energi secara boros. Mereka terkadang menonton TV. Lalu ditinggal begitu saja tanpa mematikannya terlebih dahulu. Terkadang pula TV tetap menyala di malam hari sedangkan mereka tertidur. Padahal sudah kubilang, kalau mau nonton TV di malam hari, setel timer.
Aku tidak mau energi terbuang dengan sia-sia. Kalau emang mau dipakai, ya manfaatkanlah jangan dibiarkan gitu saja. Kalau memang sedang tidak memakai, sebaiknya dimatikan saja. Energi harus digunakan secara bijak.
Karenanya, aku tidak mau itu jadi kebiasaan mereka saat besar. Keponakanku harus jadi generasi hemat energi. Akhirnya kalau di rumah dan mendapati mereka boros dalam memanfaatkan energi, jadilah aku sebagai encing (paman dalam bahasa Betawi) yang suka ngomel. Aku sering memperingatkan dan memberitahukan mereka untuk lebih hemat energi.
Kalau nonton TV di malam hari nyalakan timernya. Kalau sedang di ruang tamu nyalakan satu lampu saja (di ruang tamu di rumah ada dua lampu). Kalau sudah selesai menggunakan kipas angin, matikan. Perubahan dimulai dari keluarga sebagai unit terkecil dari lingkungan. Dengan kuperingatkan mereka, ku berharap mereka menjadikan kegiatan hemat energi sebagai gaya hidup mereka hingga mereka dewasa nanti.
Apa yang kulakukan adalah hal sederhana yang bisa dilakukan oleh siapa saja. Namun kupercaya jika kita melakukannya secara bersama-sama kuyakin pasti akan berdampak besar untuk dunia. Setiap orang mungkin punya cara berbeda-beda. Inilah caraku dalam menghemat energi, kalau kamu?*** #15HariCeritaEnergi
Untuk lebih kenal tentang energi yuk buka di www.esdm.go.id
Sumber gambar: elshinta.com
Bagus
ReplyDelete