Sebulan yang lalu saya menonton film "Bohemian Rhapsody". Saya
menonton film itu karena saya penasaran seperti apa sih kisahnya
Freddie Mercury. Maklum, selama ini saya hanya tahu Mercury hanya dari
karya-karyanya saja seperti "We Are The Champion", "We Will Rock You"
dan "Bohemian Rhapsody" yang sudah familiar di telinga.
Poster film "Bohemian Rhapsody" (dok. Bohemian Rhapsody) |
Semula
saya mengira bahwa "Bohemian Rhapsody" hanya bercerita tentang
bagaimana Mercury mewujudkan impiannya hingga bisa menjadi musisi papan
atas saja. Namun ternyata saya salah. "Bohemian Rhapsody" juga menguak
sisi kelam dari Freddie Mercury. Ternyata di balik kejayaannya, Mercury
adalah seorang ODHA alias Orang Dengan HIV AIDS. Ini ditunjukkan lewat
adegan ketika Mercury yang diperankan oleh Rami Malek mengeluarkan darah
dari mulutnya dan pergi ke sebuah klinik.
Menurut partnernya, Jim
Hutton, Mercury didiagnosa mengidap HIV/AIDS secara positif pada akhir
April 1987. Hasil tersebut didapatkan setelah Mercury melakukan tes
darah di sebuah klinik di Harley Street pada Oktober 1986. Hal ini bukan hal yang mudah bagi Mercury.
Freddie Mercury, vokalis Queen yang pernah terinfeksi HIV/AIDS (dok. Telegraph) |
Sejak
itu Mercury jadi terlihat semakin tirus. Queen pun absen di
beberapa tur. Setelah sering menghadapi pertanyaan dari para media
tentang penyakitnya, Mercury kemudian memutuskan untuk pensiun dari
Queen pada Juni 1991. Lima bulan kemudian tepatnya pada 24 November
1991, Mercury menghembuskan nafas terakhir di usianya yang ke-45.
Penyakit HIV/AIDS telah merenggut nyawanya.
HIV dan AIDS itu Dua Hal Berbeda?
HIV/AIDS
bukanlah penyakit yang bisa kita sepelekan. Kita harus mewaspadainya
karena penyakit tersebut sangat berbahaya bagi manusia bahkan bisa
mengancam jiwa. Salah satu contohnya telah terjadi pada Freddie Mercury
lebih dari dua dekade silam.
Tapi ngomong-ngomong, apa sih sebenarnya HIV/AIDS itu sendiri?
AIDS, penyakit berbahaya yang perlu kita kenali (dok. Houston Defender) |
HIV adalah akronim dari Human Immunodeficiency Virus, yakni virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Setiap manusia itu punya sistem pertahanan tubuh berupa sel CD4. Jadi bisa dibilang bahwa CD4 adalah garda terdepan dalam tubuh manusia. Kalau ada virus atau bakteri nakal yang masuk, dia yang akan maju duluan deh dalam memberantasnya.
Sayangnya, virus HIV ini lebih hebat ketimbang CD4. Saat virus HIV masuk ke dalam tubuh ia akan menginfeksi sistem pertahanan tubuh dengan cara menempel pada sel. Kemudian bagian RNA virus akan masuk ke dalam sel CD4 dan menyelipkan RNA virus.
Sistem kerjanya ternyata seperti mesin fotokopi gaes. Sel yang terinfeksi ini akan memproduksi virus HIV secara masal. Lalu secara berangsur terjadilah penjajahan terhadap sel-sel CD4 lainnya dan mengakibatkan sel CD4 ini akan mati. Hiks.
Setelah virus HIV ini dinyatakan sudah berkembang biak
sangat banyak, maka selanjutnya akan naik level menjadi penyakit AIDS.
Tahapannya yaitu, seseorang yang terinfeksi dengan virus HIV akan hidup
seperti biasa tanpa gejala apapun bisa selama bertahun-tahun. Namun statusnya
ia sudah bisa menyebarkan virus HIV ke siapa saja. Lama waktu perkembangan
virusnya tergantung oleh sistem kekebalan tubuh masing-masing orang.
AIDS sendiri adalah akronim dari Acquired Immuno Deficency Syndrome. AIDS ini adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh. Nah, kebayang dong apa jadinya jika kita tidak punya sistem pertahanan tubuh karena sudah dijajah oleh HIV? Maka kita pun tidak bisa lagi menangkal penyakit yang sangat ringan sekalipun. Alhasil, penyakit yang menyerang akan menjadi makin parah dan bahkan bisa menyebabkan seseorang meninggal dunia.
AIDS sendiri adalah akronim dari Acquired Immuno Deficency Syndrome. AIDS ini adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh. Nah, kebayang dong apa jadinya jika kita tidak punya sistem pertahanan tubuh karena sudah dijajah oleh HIV? Maka kita pun tidak bisa lagi menangkal penyakit yang sangat ringan sekalipun. Alhasil, penyakit yang menyerang akan menjadi makin parah dan bahkan bisa menyebabkan seseorang meninggal dunia.
Dari dua definisi ini jadi
bisa dikatakan bahwa HIV dan AIDS itu berbeda namun saling berkaitan.
Intinya HIV adalah virusnya sedangkan AIDS adalah gejalanya.
Informasi Yang Salah tentang HIV/AIDS
1
Desember diperingati sebagai hari AIDS sedunia. Oleh karena itu,
Kementerian Kesehatan mengadakan temu blogger bertemakan "Saya Berani
Saya Sehat" di Ruang Germas, Kementerian Kesehatan pada Rabu, 5 Desember
2018. Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
akan bahaya AIDS.
Suasana diskusi tentang AIDS di Kementerian Kemenkes pada Rabu, 5 Desember 2018 (dokpri) |
AIDS
bukan hal baru di dunia kesehatan. Meskipun begitu ternyata masih
banyak lho masyarakat yang masih memiliki pengetahuan yang minim tentang
HIV/AIDS. Hal ini enggak bisa dibiarkan begitu saja. Soalnya jika
informasinya kurang tepat, maka itu bisa membahayakan masyarakat.
Di bawah ini adalah beberapa persepsi yang salah dari sebagian besar masyarakat tentang HIV/AIDS.
1. AIDS penyakit yang mudah menular
Salah
satu isu yang sering beredar adalah penyakit AIDS itu mudah menular dan
kita harus menjauhi orang yang mengalaminya. Soalnya kalau kita
dekat-dekat dengan ODHA, kita bisa menjadi ODHA juga. Hmm... Benarkah seperti
itu?
Eits,
tentu saja salah! Tidak semudah itu Ferguso. Direktur Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular Langsung Windra Woworuntu menyampaikan
bahwa penyakit AIDS memang bisa menular, tapi penularannya tergolong
sulit. Jadi kalau ada yang bilang bahwa virus HIV bisa menular melalui
udara, penggunaan toilet secara bergantian, bertukar pakaian, berbagi
makanan dan minuman, berenang di satu kolam renang yang sama, keringat,
nyamuk, bersalaman atau berjabatan dengan ODHA apalagi tinggal serumah
dengan orang yang memiliki HIV, itu SALAH BANGET ya gaes. Itu semua
mitos karena HIV sulit untuk menular.
Kenapa bisa gitu? Yap, soalnya prinsipnya adalah virus bisa hidup ketika
ia punya inang juga seperti sel darah dan cairan tubuh (semen). Virus
ini faktanya akan sangat sulit untuk menular dan akan cepat matinya bila
kontak dengan udara luar.
HIV
baru bisa menular melalui hubungan seksual, penggunaan jarum suntik dan
transfusi darah. Selain itu, seorang ibu yang terinfeksi HIV dan
mengandung atau menyusui juga rentan untuk menularkan virus tersebut
kepada anaknya. Nah, di luar empat poin itu, tentu HIV tidak bisa
menular.
Dengan begitu, kita enggak perlu parno deh kalau berhadapan dengan ODHA. Pada dasarnya, mereka sama kok seperti kita!
2. ODHA = Orang yang Gaya Hidupnya Benar
Selain
tentang penularan, hal yang perlu diluruskan juga adalah soal stigma
terhadap ODHA itu sendiri. Sampai sekarang masih ada saja masyarakat
yang beranggapan bahwa orang yang terinfeksi HIV itu orang yang enggak
benar dulunya alias punya masa lampau yang buruk. Sering gonta-ganti
pasangan misalnya.
Dalam film "Bohemian Rhapsody", kita dapat menarik kesimpulan kenapa Mercury bisa terinfeksi HIV. Selain suka
meminum-minuman keras, Mercury juga diceritakan sebagai seorang penyuka
sesama jenis yang tentu saja erat kaitannya dengan dunia seks. Gaya hidup
yang tidak sehat menjadi kunci mengapa Mercury bisa menjadi seorang
ODHA.
Namun
apa yang terjadi oleh Mercury tidak bisa kita samaratakan ke semua
ODHA. Salah jika kita menggeneralisir bahwa orang yang terinfeksi HIV
adalah karena gaya hidupnya tidak benar. Orang yang terinfeksi HIV
karena dulunya suka 'jajan' memang ada.
Tapi
enggak secara otomatis setiap orang yang terinfeksi HIV adalah orang
yang memiliki masa lampau yang buruk. Hal itu dikarenakan seseorang bisa
saja terinfeksi HIV karena menjadi korban dari penularan virus HIV yang
tidak ia ketahui sebelumnya. Salah satu contohnya adalah karena
keturunan atau karena tidak mengetahui bahwa pasangannya ternyata adalah
seorang ODHA.
3. HIV/AIDS Belum Ada Obatnya
Ini
dia poin yang enggak kalah penting. Banyak masyarakat yang beranggapan
bahwa HIV/AIDS itu belum ada obatnya. Pokoknya tipis deh harapan hidup
kalau seseorang terinfeksi HIV. Padahal yang sebenarnya adalah jika ada
seseorang yang terinfeksi HIV, enggak perlu khawatir. Sebab ternyata
HIV/AIDS sudah ada obatnya!
Keadaan
sekarang tentu berbeda dengan keadaan pada masa lampau. Saat Mercury
dinyatakan positif HIV di akhir tahun 80an, mungkin HIV memang belum ada
obatnya sehingga ia hanya bisa pasrah. Namun perkembangan zaman membuat
obat juga mengalami perkembangan dan hasilnya adalah umat manusia telah
berhasil menemukan obat HIV.
Obat itu adalah antiretroviral alias biasa disingkat dengan istilah ARV. Ibu Neneng Julianti, seorang penyintas alias survivor AIDS yang hadir dalam temu blogger Kemenkes adalah salah satu buktinya.
Ibu
Neneng adalah seorang ODHA. Ia terinfeksi HIV karena mengalami
penularan dari suaminya yang ternyata adalah seorang ODHA. Semula ia
diliputi oleh kekhawatiran, apalagi saat dinyatakan positif HIV ia
sedang mengandung anak keduanya. Namun berkat ia rutin meminum ARV sejak
2003 hingga sekarang, alhamdulillah ia bisa menjalankan rutinitas
seperti biasa. Selain itu yang terpenting adalah infeksi HIV tersebut
TIDAK BERLANJUT pada anak kedua dan ketiga. Yeay!
Jadi,
kalau ada seseorang yang terinfeksi dengan HIV, tidak perlu khawatir.
ODHA juga punya harapan hidup yang sama dengan orang lain pada umumnya.
Yang penting rutin saja minum ARV seumur hidup agar virus HIV menjadi
terhambat dan menjadi virus yang undetectable.
Kuncinya adalah Dukungan!
Jika kita menonton "Bohemian Rhapsody", maka ada satu hal yang menarik perhatian. Tahukah kamu kenapa Mercury bisa tetap berkarya dan bertahan di era yang belum ada obatnya saat itu?
Jawabannya
adalah karena dukungan. Meskipun Mercury positif HIV, teman-teman dan
orang-orang di sekelilingnya yakni Brian May, Roger Taylor dan John
Deacon tidak meninggalkannya sama sekali. Mereka tetap merangkulnya sebagaimana
biasa. Itulah yang kemudian tetap menguatkan Mercury hingga terus
berkarya sampai akhir hayatnya.
Sebagaimana
yang terjadi pada Mercury, kita pun juga bisa membuat perubahan dengan mengambil alih peran Brian May
di era sekarang. Kita perlu mewaspadai virus dan penyakitnya, namun
tidak dengan orangnya.
Oleh karena itu, jika kita memiliki teman atau kenalan yang terinfeksi ODHA, tetaplah berikan dukungan dan semangat kepadanya. Tidak perlu dijauhi sama sekali karena ODHA bukanlah suatu aib. Perlakukan ia seperti orang pada umumnya sebab bagaimana pun ODHA pun berhak hidup sehat seperti kita sebagaimana tema diskusi Kemenkes pada Rabu lalu, "Saya Berani, Saya Sehat".
betul banget...sekarang kita tidak perlu takut lagi. Selama kita menghindari kontak darah dengan ODHA aman banget kok, si virus ga bisa nyebrang ke kita. Setuju banget deh sama kakak, kalau ODHA itu justru perlu dukungan sama seperti kita, mereka sebenernya biasa aja kok jadi jangan didiskriminasi yaah. Saya berani, saya sehat ^0^
ReplyDelete