Temu blogger dan media Dompet Dhuafa di Institut Kemandirian (23/3/19) |
"Khairunnas 'anfa'uhum linnas"
"Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain."
Itulah
ucapan yang pernah disampaikan oleh Rasulullah SAW kepada ummatnya.
Kata-kata Rasul yang terdapat dalam sebuah hadits riwayat Ahmad,
ath-Thabrani dan ad-Daruqutni itu merupakan salah satu hadits favorit saya.
Perkataan
Rasul kedengarannya sederhana namun sebenarnya mengandung makna mendalam. Hidup di dunia itu hanya
sementara. Kita boleh saja berasal dari latar belakang dan memiliki
jalan hidup yang berbeda. Namun pada intinya, tujuan kenapa kita
diciptakan sebenarnya sama, yakni untuk menjadi pribadi yang bermanfaat. Hal paling mudah yang dapat kita lakukan adalah dengan cara berbagi.
Lalu pertanyaannya, sudah sejauh manakah kita menjadi pribadi bermanfaat? Sudah seperti apakah pula kita membiasakan diri untuk senantiasa berbagi pada sesama?
Meski pada dasarnya berbagi itu mudah dan dapat dilakukan oleh siapapun, tak sedikit netijen masyarakat yang masih belum berani untuk berbagi. Alasannya beragam. Ada yang takut karena hartanya jadi berkurang lah, ada yang takut karena merasa belum pantas lah bahkan ada pula yang takut karena merasa dirinya sendiri aja masih butuh uluran tangan, jadi ngapain berbagi? Macem-macem deh pokoknya!
Semangat berbagi tidak boleh luntur. Nah, supaya semangat berbaginya terus membara dan dapat terus dilakukan oleh banyak orang, itulah kenapa pada Kamis, 21 Maret 2019 lalu Dompet Dhuafa mengajak para bloger dan media untuk berkunjung ke Institut Kemandirian di Karawaci, Tangerang. Kegiatan ini juga dilakukan dalam rangka meluncurkan kampanye "Jangan Takut Berbagi" dalam menyambut bulan Ramadan 1440 H nanti.
Etika Setiawati, GM Marketing Komunikasi Dompet Dhuafa menyampaikan sambutannya dalam acara temu media dan bloger #JanganTakutBerbagi di Institut Kemandirian (21/3/19) (dok. Nona Melinda) |
Melalui Institut Kemandirian, Dompet Dhuafa ingin memberikan bukti nyata kepada masyarakat bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan dari kegiatan berbagi. Berbagi adalah terapi hati dan jiwa. Dengan berbagi, harta kita tidak
akan berkurang, bahkan justru akan bertambah. Dengan berbagi pula, kadar
kebahagiaan kita juga tidak akan berkurang, melainkan akan
meningkat.
Yuk Kenalan dengan Institut Kemandirian Dompet Dhuafa!
Sebelum mengikuti kunjungan bersama Dompet Dhuafa, saya sempat bertanya-tanya apa sih Institut Kemandirian? Soalnya selama beberapa kali mengikuti kegiatan Dompet Dhuafa, saya belum pernah mendengar Institut Kemandirian sebelumnya. Saya hanya tahu bahwa Dompet Dhuafa itu penghimpun ZIS terpercaya yang memiliki program pemberdayaan pada petani, peternak dan wirausahawan. Sebatas itu saja. Institut Kemandirian? Wah, baru banget denger!Namun sejak kegiatan kemarin, alhamdulillah saya akhirnya mendapatkan pencerahan. Saya baru tahu bahwa ternyata Dompet Dhuafa memiliki sebuah program berupa pelatihan keterampilan yang direalisasikan dalam bentuk Institut Kemandirian. Institut Kemandirian sendiri telah ada sejak 23 Mei 2005 namun berpusat di daerah Islamic Village, Karawaci, Tangerang sejak akhir 2010. Institut Kemandirian juga tersedia di Depok dan dilakukan secara mobile di daerah-daerah lainnya.
Institut Kemandirian Dompet Dhuafa Karawaci (dokpri) |
Oh ya, ada yang menarik dari tempat ini. Ternyata Institut Kemandirian Dompet Dhuafa itu berdiri di atas tanah seluas 2000 meter yang merupakan wakaf dari Pak Amir Batubara. Pak Amir sendiri merupakan wakil presiden dari Citi Bank.
Sebagai seorang filantropis, Pak Amir ini suka banget dengan apapun yang berkaitan dengan berbagi. Pokoknya kalau ada rezeki sedikit, dia pengen berbagi terus deh! Selain hobi membantu anak yatim, beliau juga mewujudkan cita-citanya dalam menebar kebaikan dengan mendirikan Yayasan Wakayapa (Wakaf, Yatim dan Papa).
Yayasan Wakayapa, cikal bakal Institut Kemandirian di Karawaci (dokpri) |
Seiring berjalannya waktu, Yayasan Wakayapa tidak berjalan sendirian. Barulah pada akhir 2010 Wakayapa bersinergi dengan Dompet Dhuafa dengan mewakafkan tanahnya untuk Institut Kemandirian. Sepeninggalnya pada 2009, sang istri meneruskan cita-cita almarhum. Masyaallah.
Alhamdulillah, sejak 2005 sampai sekarang (dan tentu saja di masa-masa mendatang), Institut Kemandirian Dompet Dhuafa dapat terus beroperasi dengan lancar. Melalui Institut Kemandirian, masyarakat dari berbagai daerah di seluruh Indonesia dapat belajar dan mengasah keterampilannya sesuai minat yang mereka miliki, mulai dari pelatihan keterampilan otomotif, mengemudi, keterampilan memangkas rambut, keterampilan reparasi handphone, komputer dan bahkan hingga salon muslimah. Semua jenis pelatihan dilakukan selama 3 bulan, kecuali pelatihan tertentu seperti mengemudi (10 hari) dan memangkas rambut (1 bulan). Hingga kini Institut Kemandirian telah menelurkan 6877 orang alumni di seluruh Indonesia. Kalau kata orang Korea, daebak!
Alhamdulillah, sejak 2005 sampai sekarang (dan tentu saja di masa-masa mendatang), Institut Kemandirian Dompet Dhuafa dapat terus beroperasi dengan lancar. Melalui Institut Kemandirian, masyarakat dari berbagai daerah di seluruh Indonesia dapat belajar dan mengasah keterampilannya sesuai minat yang mereka miliki, mulai dari pelatihan keterampilan otomotif, mengemudi, keterampilan memangkas rambut, keterampilan reparasi handphone, komputer dan bahkan hingga salon muslimah. Semua jenis pelatihan dilakukan selama 3 bulan, kecuali pelatihan tertentu seperti mengemudi (10 hari) dan memangkas rambut (1 bulan). Hingga kini Institut Kemandirian telah menelurkan 6877 orang alumni di seluruh Indonesia. Kalau kata orang Korea, daebak!
Seorang pria sedang mengikuti pelatihan keterampilan otomatif di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa (dokpri) |
Salon muslimah, salah satu keterampilan yang dipelajari di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa (dokpri) |
Di balik kekurangannya sebagai seorang disabilitas, Pak Nanang mampu membuktikan bahwa ia sebenarnya 'bisa' sebagaimana orang normal pada umumnya. Setelah mengikuti pelatihan reparasi ponsel, ia kini mampu mandiri dan menghidupi dirinya sendiri dengan cara menjadi tukang servis keliling.
Selain Pak Nanang, ada pula Pak Dani. Sejak mengikuti pelatihan reparasi handphone pada Februari hingga April 2019 nanti, peraih medali emas pada Pekan Pralimpiade Daerah (Peparda) Jawa Barat 2018 ini telah memiliki ilmu yang nantinya akan berguna bagi kehidupannya. Luar biasa!
Jangan Takut Berbagi karena Tidak Ada Kebaikan yang Terlalu Kecil
Mendapatkan kesempatan untuk dapat berkunjung ke Institut Kemandirian Dompet Dhuafa membuat saya berpikir bahwa banyak hal yang patut saya syukuri. Ternyata masih banyak orang di luar sana yang tidak seberuntung saya, entah dalam hal fisik, pendidikan atau bahkan mungkin materi.
Sudah saatnya bagi kita untuk jangan takut berbagi. Berbagi enggak melulu soal uang atau materi berlimpah. Meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran untuk suatu kegiatan kebaikan juga termasuk dalam
definisi berbagi. Mungkin kita beranggapan bahwa apa yang kita lakukan itu hal sepele. Namun percayalah, tidak ada kebaikan yang terlalu kecil.
Jangan takut berbagi karena enggak ada kebaikan yang terlalu kecil! (dokpri) |
Menyisihkan sebagian harta sebesar Rp5000 atau Rp10.000 melalui Dompet Dhuafa mungkin dianggap kecil. Namun bagi orang lain hal itu bisa saja bermakna besar. Siapa yang bisa menebak bahwa seseorang bisa berubah menjadi lebih baik berkat sebagian harta yang kita sumbangkan? Enggak ada kan?
Menyalurkan ZIS lewat Dompet Dhuafa, salah satu cara yang bisa kita lakukan dalam berbagi (dok. Dompet Dhuafa) |
Menyisihkan waktu 5 sampai 10 menit untuk menjadi relawan pengajar di sebuah komunitas pendidikan atau sekolah mungkin kita akan anggap sebagai hal kecil, namun siapa yang bisa sangka bahwa bagi orang lain itu adalah hal besar? Begitu pun dengan hal lainnya. So, jangan takut berbagi! Sebab percayalah, tidak ada yang terlalu kecil untuk suatu kebaikan.
Kini sudah bukan saatnya lagi kita beranggapan bahwa berbagi adalah suatu kewajiban. Ubahlah sudut pandang dan tanamkan pada diri sendiri bahwa berbagi adalah suatu kebutuhan. Dengan begitu saat kita berbagi, kita akan melakukannya secara mengalir tanpa merasa terbebani dengan rasa takut. Aku butuh, maka aku berbagi.
Wah program institut kemandirian ini ternyata memberikan banyak sekali manfaat ya bagi kaum dhuafa,yatim, papa dan disabilitas. Keren banget euy, jadi bisa memanfaatkan potensi diri. Makasi ya kak, berkat artikel ini juga jadi pencerahan buatku, kalau berbagi itu tidak harus menunggu dan kebaikan kecil yang dilakukan tetap membawa manfaat bagi penerimanya. Selamat berbagi!
ReplyDeleteIya ka manfaatnya banyak banget. Keren ya aku juga baru tahu DD punya program pemberdayaan masyarakat seperti IK.
DeleteInstitute Kemandirian ini telah banyak melahirkan keluarga Buruh Migran menjadi pribadi yang handal berketerampilan dan tahan banting. Semoga bekal serta ilmu dari institute milik dompet dhuafa ini sampai kepada saatnya
ReplyDeleteKeren ya teh. Aku berharap sih semoga Institut Kemandirian Dompet Dhuafa juga menyebar di daerah-daerah lain di Indonesia.
DeletePemberdayaan dari dompet dhuafa semoga selalu berkembang dan berkelanjutan apalagi ada institut nya ini nih makin cakep
ReplyDeleteAmin. Mari kita terus doakan ka.
DeleteMakin dibagi makin nggak habis ya karena Allah tambahkan rejeki mereka ya berbagi.
ReplyDeleteSetuju ka. Soalnya matematika Allah, semakin kita berbagi, semakin rejeki kita bertambah :)
DeleteMakin dibagi makin nggak habis ya karena Allah tambahkan rejeki mereka ya berbagi.
ReplyDeletesenang bisa datang ke acara ini jadi bisa tau latar belakang institut kemandirian dompet dhuafa dan bisa mendengar cerita inspiratif dari para alumni
ReplyDeleteIya kak. Mereka inspiratif banget ya :D
DeleteBerbagi jangan ditunda, dan tak harus menunggu kaya dulu, baru mau berbagi :)
ReplyDeleteSetuju!
DeleteWuih, keren banget ya Institut Kemandirian ini. Bikin masyarakat jadi punya skill untuk bisa dapet kerjaan. Dan ini memang yang paling pas, jika dibandingkan dengan ngasih uangnya langsung. Dan keren banget Dompet Dhuafa, bikin berdonasi gak harus nanti nunggu sampe mampu. Dengan uang yang kita anggap kecil pun bisa bermanfaat ya. Semoga semakin banyak yang mendapat manfaat dari Institut Kemandirian ini. Dan semakin banyak juga donaturnya.
ReplyDeleteDulu pernah dengar tentang pelatihan dari dompet dhuafa, namanya Institute Kemandirian ya 😃 semoga makin banyak institut kemandirian di kota besar dan pedalaman untuk mengembangkan SDM di daerah tersebut
ReplyDeleteSetuju sekali dengan program seperti ini, semoga banyak program seperti ini yang merambah ke semua daerah termasuk pelosok-pelosok yang jarang tersentuh. Ibarat pepatah mengatakan bahwa lebih baik memberikan joran ketimbang memberikan ikan, nah ini adalah perwujudannya. Keren!
ReplyDeleteBener banget nih...jangan takut berbagi karena dengan berbagi rejeki kita akan berkah dan bermanfaat
ReplyDeleteAku sudah sangat lama kenal DD, bahkan sejak masih di kampung halaman sana.
ReplyDeleteSalut pada DD yang konsisten untuk memberdayakan masyarakat
Salut banget saya sama dompet dhuafa ini karena tak pernah berhenti untuk menyalurkan aksi yang baik uang sangat bermanfaat bagi orang yang benar-benar membutuhkan. Semoga dompet dhuafa makin dicintai oleh orang banyak dan banyak pula yang suka beramal...
ReplyDeleteWah program dompet dhuafa mn LG ni ...keren ni ada berbentuk pelatihan kerja , membantu agar bisa terjun d masyarakat dengan bekal ketrampilan yg d minati dan batin h
ReplyDeleteIya ubah sudut pandang itu penting ya, seringkali org takut miskin kalau berbgai, pdhl sebenarnya harta yang menyelamatkan kita saat di akhirat kelak adalah yang kita donasikan itu...
ReplyDeleteProgramnya dompet duafa selalu keren, dan banyak manfaatnya untuk para kaum duafa, jadi para penyumbang pun mempercayai sepenuhnya pada DD.
ReplyDeleteBener banget. Kalau kita berbagi maka makin bertambah apa yang kita dapatkan. Semoga kita selalu istiqomah untuk berbagi.
ReplyDeleteAdanya Institut Dompet Dhuafa ini keren banget. Salut dan semoga makin sukses.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteGak akan rugi pokoknya berbagi itu, nah dengan adanya jangan takut berbagi dr dompe duafa ini menurutku semakin memfasilitasi kita semua untuk senantiasa berbagi. Berbagi apa aja semampu dan seniat kita. Insyaallah berkah hidup dunia akhirat Allah beri.
ReplyDeleteSetuju nih dengan kampanye jangan takut berbagi sejatinya bahwa sedekah dan infak termasuk sebab utama datangnya rezeki. Dan pemberdayaan dari lembaga seperti DD ini tentu membawa inspirasi positif
ReplyDelete