Ilustrasi vaksin (dok. Kaspersky) |
Info vaksin booster yang gue terima dari atasan gue |
Jadwal vaksinasi booster di Gereja HKBP Menteng berlangsung pada Sabtu, 5 Februari 2022. Waktu vaksin I dan II, gue vaksin sendirian alias gak bareng siapa-siapa karena tempatnya lumayan jauh. Tapi khusus vaksin booster, gue ngajak sohib gue asal Malang yaitu Havid Ridho. Kebetulan dia udah dapat undangan untuk vaksin booster dan dia sendiri emang pengen cepet-cepet vaksin booster juga kayak gue. Jadi ya sekalian aja.
Hari H tiba, gue menghubungi Havid pada pukul 6.45. Gue pengen mastiin, dia beneran jadi buat vaksin atau enggak, karena siapa tahu dia berubah pikiran. Dengan suara terdengar seperti orang yang habis bangun tidur, dia menjawab 'iya, jadi'.
Setelah mendapatkan konfirmasi, gue mempersiapkan diri. Pada pukul 07.22 gue jalan naik sepeda motor menuju lokasi vaksinasi. Kita ketemuan di Circle K dekat kantor terlebih dahulu. Setelah itu, barulah kita berangkat bareng ke gereja.
Pukul 07.56 gue tiba di Circle K. Gue langsung ngabarin ke Havid dan Havid otw saat itu juga. Tapi sebelumnya dia ngabarin ada sedikit masalah di kosannya. Jadi, kaos yang ia punya kotor semua dan belum selesai dicuci.
Sementara itu, kemeja bersih yang ia kenakan enggak bisa digulung sampai lengan atas. Nah, untuk mempermudah proses vaksinasi nanti, ia pun membeli kaos polos warna hitam di minimarket. Meski rencana awalnya buat vaksin doang, kaos yang dibeli tetap terpakai untuk kebutuhan sehari-hari.
Sembari menunggu Havid datang, gue sempetin untuk beli roti di Circle K. Soalnya gue belum sarapan sama sekali. Jadi ya buat ganjel perut dulu aja pas sampe di lokasi. Gue enggak beli minuman sama sekali karena gue udah bawa tumblr berisikan air minum dan susu bear brand dari rumah.
Beberapa menit kemudian, Havid akhirnya tiba di Circle K. Tanpa pikir panjang kita berdua lalu bergegas menuju Gereja HKBP Menteng untuk melakukan vaksinasi.
Jarak antara Circle K Gondangdia dengan gereja deket banget. Cuman butuh waktu 10 menit, kita berdua udah sampai di sana. Ini pengalaman pertama gue dan Havid pergi ke gereja tersebut. Gue sendiri bahkan baru tahu bahwa ada gereja HKBP di dekat tempat kerja.
Setelah memarkirkan motor di seberang gereja, kita menghampiri petugas untuk mendaftar. Antrean vaksinasi dibagi menjadi 2, antrean untuk pendaftar online dan pendaftar on the spot yang ada di luar gereja. Nah, berhubung gue dan Havid daftar secara on the spot, kita ditempatkan di antrean sebelah kanan. Untungnya masih bisa!
Sebagai penanda bahwa kita telah mendaftar, kita pun diberikan kertas bertuliskan nomor urut yang dapat ditempel di baju. Gue kedapetan nomor urut 49, sedangkan Havid 50. Di antrean luar, terdapat beberapa bangku yang bisa digunakan untuk duduk. Gue sempet duduk pas ada bangku kosong, sementara Havid memilih berdiri saja.
Satu per satu rentang nomor urut disebutkan. Begitu rentang 30-50 disebut, tiba saatnya bagi gue dan Havid untuk masuk ke area gereja. Seperti proses vaksin pada umumnya, kita melalui berbagai tahapan terlebih dahulu.
Tahapannya dibagi di dua area, yakni area halaman gereja dan ruangan gereja. Di halaman gereja, kita melalui beberapa tahapan seperti pencocokan data KTP, mengambil formulir dan menuliskan data di formulir.
Sementara di dalam gereja, kita akan melalui tahapan pengukuran tensi darah, penyuntikan vaksinasi, menunggu waktu sekitar 10 menit setelah vaksinasi hingga terakhir pengambilan surat yang menyatakan bahwa kita telah selesai vaksin booster. Oya, gue lupa bilang bahwa vaksin booster yang kita pakai di sini adalah vaksin Pfizer dengan takaran 1/2 dosis.
Suasana vaksinasi di dalam Gereja HKBP Menteng Anno 1955 (dokpri) |
Sekitar pukul 09.40 alhamdulillah selesai juga proses vaksin boosternya. Lantaran Gue sama Havid belum sarapan, kita berdua memutuskan untuk cari makanan. Dari beberapa tempat di sekitar gereja, kita mutusin untuk pergi ke Taman Suropati sebagai tempat untuk melepaskan rasa lapar.
Kita tiba di Taman Suropati sekitar pukul 9.50. Saat itu Taman Suropati tidak terlalu banyak dikunjungi orang. Jumlah pedagang pun bisa dihitung dengan jari.
Dari berbagai jenis makanan yang dijajakan, gue memilih untuk memesan nasi dan soto ayam. Sementara Havid memilih untuk memakan mie ayam.
Soto ayam (dokpri) |
Sembari makan, kita ngobrol random apa aja. Enggak terasa waktu sudah menunjukkan sekitar jam setengah 11. Kita pun memutuskan untuk pulang ke tempat masing-masing.
Itu aja deh pengalaman vaksinasi booster yang gue alami. Gue berharap semoga vaksinasi booster ini bisa jadi salah satu ikhtiar agar tetap sehat dan semoga cukup ini vaksin booster pertama dan terakhir.*
Whoaaaaaaa pengalaman yg unik yaaa vaksin di dalam gereja.... qiqiqi
ReplyDeleteiya ka, baru kali ini vaksin di dalam gereja. Ayo dong vaksin booster juga hoho
Delete