Siapa bilang hanya kanker, AIDS, tumor dan penyakit jantung saja yang
merupakan penyakit berbahaya? Jangan sepelekan penyakit yang satu ini.
Osteoporosis juga bisa mengancam jiwa loh!
Kenapa? Itu karena osteoporosis merupakan 'silence disease' alias penyakit diam. Dibandingkan dengan penyakit lain yang lebih mudah diidentifikasi karena menimbulkan gejala, osteoporosis justru tidak menimbulkan gejala sama sekali. Ia seperti pepatah, "Diam-diam menghanyutkan." Tidak diketahui kapan datangnya, tahu-tahu bersemayam di dalam tubuh. Saat parah, baru deh ketahuan. Osteoporosis juga berbahaya karena berpotensi menjadi gerbang bagi penyakit lainnya.
Osteoporosis memang identik sebagai penyakit yang menyerang kaum lansia. Namun buat yang masih muda isu ini harus dipahami sedini mungkin, terutama bagi kaum wanita. Bukankah mencegah itu lebih baik daripada mengobati? Faktanya, wanita cenderung lebih rentan terkena osteoporosis ketimbang pria. Perbandingannya adalah 1:3 untuk wanita sedangkan 1:5 untuk pria. Hiiii ngeri!
Guna meminimalisir terjadinya penyebaran osteoporosis lebih luas, untuk itulah Kementerian Kesehatan RI menyelenggarakan dialog interaktif tentang tulang pada Rabu, 25 Oktober 2017 di Hotel Manhattan, Kuningan. Kegiatan ini juga dilaksanakan dalam rangka menyambut Hari Osteoporosis Sedunia yang jatuh pada 20 Oktober setiap tahunnya. Khusus tahun ini tema yang diambil adalah "Love Your Bones, Protect Your Future". Puluhan peserta dialog yang terdiri dari berbagai komunitas, seperti tenaga medis, masyarakat dan blogger turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Kenapa? Itu karena osteoporosis merupakan 'silence disease' alias penyakit diam. Dibandingkan dengan penyakit lain yang lebih mudah diidentifikasi karena menimbulkan gejala, osteoporosis justru tidak menimbulkan gejala sama sekali. Ia seperti pepatah, "Diam-diam menghanyutkan." Tidak diketahui kapan datangnya, tahu-tahu bersemayam di dalam tubuh. Saat parah, baru deh ketahuan. Osteoporosis juga berbahaya karena berpotensi menjadi gerbang bagi penyakit lainnya.
Osteoporosis memang identik sebagai penyakit yang menyerang kaum lansia. Namun buat yang masih muda isu ini harus dipahami sedini mungkin, terutama bagi kaum wanita. Bukankah mencegah itu lebih baik daripada mengobati? Faktanya, wanita cenderung lebih rentan terkena osteoporosis ketimbang pria. Perbandingannya adalah 1:3 untuk wanita sedangkan 1:5 untuk pria. Hiiii ngeri!
Guna meminimalisir terjadinya penyebaran osteoporosis lebih luas, untuk itulah Kementerian Kesehatan RI menyelenggarakan dialog interaktif tentang tulang pada Rabu, 25 Oktober 2017 di Hotel Manhattan, Kuningan. Kegiatan ini juga dilaksanakan dalam rangka menyambut Hari Osteoporosis Sedunia yang jatuh pada 20 Oktober setiap tahunnya. Khusus tahun ini tema yang diambil adalah "Love Your Bones, Protect Your Future". Puluhan peserta dialog yang terdiri dari berbagai komunitas, seperti tenaga medis, masyarakat dan blogger turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Tema Hari Osteoporosis Sedunia 2017 (dok. worldosteoporosisday.org) |
Dialog
ini menghadirkan para narasumber yang ahli dalam bidang kesehatan,
yakni drg. Diah dari Kementerian Kesehatan, dr. Tanya Rotikan dari Ketua
Perosi dan juga perwakilan Perwatusi (Perkumpulan Warga Tulang Sehat
Indonesia). Berbagai informasi terkait tulang dan osteoporosis
dipaparkan dalam dialog interaktif ini. Dijamin setelah ikut dialog ini
makin pintar deh!
Apa itu Osteoporosis?
Apa itu Osteoporosis?
Menurut
Badan PBB yang menangani masalah kesehatan dunia, WHO (World Health
Organization), osteoporosis adalah penyakit yang ditandai dengan
berkurangnya massa tulang dan adanya perubahan mikroarsitektur jaringan
tulang yang berakibat menurunnya kekuatan tulang dan meningkatnya
kerapuhan tulang serta risiko terjadinya patah tulang. Terdapat dua
jenis osteoporosis, yakni primer dan sekunder.
Osteoporosis primer adalah jenis osteoporosis yang berhubungan hormon, terutama kaum wanita. Osteoporosis jenis ini terbagi lagi menjadi dua jenis, yakni tipe I dan tipe II. Tipe I berkaitan dengan hormon dan usia (menopause). Sedangkan tipe II berhubungan dengan senil/tuanya tulang. Masih inget kan kalau wanita lebih rentan terkena osteoporosis ketimbang pria? Nah, ini dia sebabnya! Sebab wanita akan mengalami menopause dan juga mengalami penuaan, itulah kenapa tingkat terjadinya osteoporosis pada wanita lebih besar ketimbang pria.
Osteoporosis primer adalah jenis osteoporosis yang berhubungan hormon, terutama kaum wanita. Osteoporosis jenis ini terbagi lagi menjadi dua jenis, yakni tipe I dan tipe II. Tipe I berkaitan dengan hormon dan usia (menopause). Sedangkan tipe II berhubungan dengan senil/tuanya tulang. Masih inget kan kalau wanita lebih rentan terkena osteoporosis ketimbang pria? Nah, ini dia sebabnya! Sebab wanita akan mengalami menopause dan juga mengalami penuaan, itulah kenapa tingkat terjadinya osteoporosis pada wanita lebih besar ketimbang pria.
Berbeda
dengan jenis osteoporosis primer, osteoporosis sekunder disebabkan
karena faktor gaya hidup dan faktor
risiko lain. Misalnya adalah minum alkohol dan tidak bergerak dalam
waktu lama. Beberapa hal seperti diet ekstrim rendah protein, konsumsi
garam berlebih,
kebiasaan minum soda, hidup sedentary dan kurangnya paparan sinar
matahari juga menjadi penyebab seseorang bisa mengalami osteoporosis.
Lalu kapan terjadinya? Sejak dalam kandungan hingga remana, kita mengalami massa pembentukan tulang. Begitu menginjak 20 tahunan, kepadatan tulang mencapai puncaknya. Sayangnya massa tulang mengalami penurunan setelah usia 35 tahun hingga sekitar 50 tahun. Bagi wanita risiko ini lebih besar karena berkaitan dengan hormon estrogen. Walau lebih sering menyerang kaum lansia, penyakit ini juga bisa menyerang orang yang berusia dua puluh hingga tiga puluh tahunan.
Lalu kapan terjadinya? Sejak dalam kandungan hingga remana, kita mengalami massa pembentukan tulang. Begitu menginjak 20 tahunan, kepadatan tulang mencapai puncaknya. Sayangnya massa tulang mengalami penurunan setelah usia 35 tahun hingga sekitar 50 tahun. Bagi wanita risiko ini lebih besar karena berkaitan dengan hormon estrogen. Walau lebih sering menyerang kaum lansia, penyakit ini juga bisa menyerang orang yang berusia dua puluh hingga tiga puluh tahunan.
Ayo Lawan!
Meski
osteoporosis menghantui pria dan wanita, kita tidak perlu khawatir. Hal
itu dikarenakan osteoporosis itu bisa dilawan dan dicegah. Jadi, ayo
lawan! Solusinya adalah dengan mengubah gaya hidup dan membiasakan
germas (gerakan masyarakat sehat) dalam keseharian.
Terdapat tiga poin utama dalam germas, yakni aktivitas fisik, mengkonsumsi buah dan sayur serta memeriksakan kesehatan.
Aktivitas fisik berarti kita membiasakan diri untuk menggerakkan tubuh. Dari hal-hal termudah saja seperti berjalan kaki selama minimal 10 menit dalam sehari. Kita juga bisa melakukan osteodance alias senam osteoporosis yang dirancang khusus untuk mengatasi masalah penyakit osteoporosis. Intinya, jangan mager deh pokoknya!
Tapi aktivitas fisik saja tidak cukup. Kita juga harus memperhatikan asupan gizi yang telah kita konsumsi. Sudah cukupkah? Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran secara rutih.
Berikutnya adalah memeriksakan kesehatan. Tak ada salahnya kita pergi ke dokter atau klinik kesehatan untuk melakukan check up. Ini bertujuan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan ke depannya. Khusus untuk osteoporosis kita bisa melakukan tes semenit risiko osteoporosis dari IOF (International Osteoporosis Foundation) dengan menjawab 10 pertnayaan.
Germas, salah satu kunci dalam menghadapi osteoporosis (dok. kemkes.go.id) |
Aktivitas fisik berarti kita membiasakan diri untuk menggerakkan tubuh. Dari hal-hal termudah saja seperti berjalan kaki selama minimal 10 menit dalam sehari. Kita juga bisa melakukan osteodance alias senam osteoporosis yang dirancang khusus untuk mengatasi masalah penyakit osteoporosis. Intinya, jangan mager deh pokoknya!
Tapi aktivitas fisik saja tidak cukup. Kita juga harus memperhatikan asupan gizi yang telah kita konsumsi. Sudah cukupkah? Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran secara rutih.
Berikutnya adalah memeriksakan kesehatan. Tak ada salahnya kita pergi ke dokter atau klinik kesehatan untuk melakukan check up. Ini bertujuan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan ke depannya. Khusus untuk osteoporosis kita bisa melakukan tes semenit risiko osteoporosis dari IOF (International Osteoporosis Foundation) dengan menjawab 10 pertnayaan.
Di
samping germas, kita juga perlu banget untuk mengubah gaya hidup yang
tidak sehat seperti merokok, minum alkohol apalagi mengkonsumsi
obat-obatan. Alhamdulillah, saya sama sekali tidak melakukan hal itu.
Kita juga perlu memerhatikan nutrien pada tubuh kita, yakni kalsium dan
vitamin D.
Enggak
usah bingung untuk mendapatkan vitamin D. Kuliner Indonesia kaya kok
akan hal itu. salah satunya adalah pepes ikan teri. Pepes ikan teri
kelihatan sekilas hanya kuliner semata. Namun sebenarnya makanan
tersebut baik untuk kesehatan tulang karena ikan teri memiliki kandungan
Vitamin D
cukup tinggi dengan kandungan sebesar 2.381 mg. Selain teri, kita juga
bisa mengkonsumsi telur, tahu dan bahkan sarden.
Jangan lupakan juga susu sebagai daftar makanan atau
minuman yang memiliki kalsium yang baik untuk kesehatan tulang. Tiap
jenis olahan susu mengandung jumlah kalsium berbeda-beda.
Nah, susu terbaik untuk meningkatkan kadar kalsium ternyata diperoleh
dari susu
kambing dengan kandungan kalsium sebanyak 380 mg. Kemudian disusul oleh
susu
skim dengan kalsium sebanyak 244 mg, susu rendah lemak sebanyak 240 mg
dan susu
full cream sebanyak 236 mg. Susu dengan tingkat kalsium paling rendah
justru terdapat pada susu kedelai dengan kandungan sebesar 26 mg.
Di
luar makanan, dalam tubuh kita sebenarnya terdapat vitamin D.
Sayangnya, vitamin D tersebut baru bisa aktif jika kita terkena paparan
sinar matahari. Nah, buat kita yang tinggal di negara tropis anugerah
banget karena kita dapat mudah mendapatkan sinar matahari. Disarankan
untuk terkena paparan sinar matahari setidaknya minimal 30 menit dalam
sehari.
Ikan teri (dok. lihat.co.id) |
Meski setiap
orang butuh kalsium untuk memberi makan pada tulang-tulangnya, tidak berarti
bahwa kebutuhan kalsium tiap orang Indonesia itu sama. Ternyata usia menentukan
kebutuhan kalsium seseorang. Rinciannya adalah sebagai berikut:
Usia 0-6 bulan =
210 mg/hari.
usia 7-12 bulan
= 270 mg/hari
Usia 1-3 tahun =
500 mg/hari
Usia 4-8 tahun =
800 mg/hari
Usia 9-18 tahun
= 1.300 mg/hari
Usia 19-50 tahun
= 1.000 mg/hari
Usia di atas 50
tahun = 1.200 mg/hari
Osteoporosis tidak boleh dianggap enteng. Tahukah kamu? Penyakit ini diproyeksikan
meningkat 240% di Indonesia pada 2050. Kita tentu tidak ingin itu terjadi pada
kita, anak-anak dan cucu-cucu kita bukan?
Penyesalan
selalu datang belakangan. So, sebelum terlambat ayo lawan osteoporosis
dengan germas! Sekarang mungkin tidak terasa namun yakin deh, suatu hari
nanti kita pasti akan merasakan manfaatnya!
Comments
Post a Comment